FIFA Menolak Boikot Israel di Piala Dunia 2026: Antara Diplomasi dan Ganda Standar
Kontroversi menghangat setelah muncul desakan agar Israel dikeluarkan dari Piala Dunia 2026. Meski mendapat tekanan dari berbagai federasi, FIFA memilih untuk tidak menghukum Israel. Keputusan ini memicu spekulasi soal standar ganda dan pengaruh geopolitik di balik dunia sepakbola.
Keputusan FIFA Menolak Usulan Boikot
Dalam kongres besar di Swiss, agenda boikot Israel justru diabaikan dan tak pernah sampai ke pemungutan suara. Permintaan Federasi Sepak Bola Palestina (PFA) dan federasi lainnya agar Israel dijatuhi sanksi ditolak mentah-mentah.
Meskipun banyak pihak berharap ada langkah tegas seperti sanksi terhadap Rusia, FIFA tetap mempertahankan posisi bahwa federasi Israel tak akan dikenai tindakan.
Infantino dan Pidato Damai yang Menjadi Ironi
Presiden FIFA, Gianni Infantino, menyampaikan pidato damai dan menegaskan bahwa sepakbola bisa menyatukan dunia yang terpecah. Namun retorika tersebut dirasa bertolak belakang ketika isu boikot justru ditolak. Ada kesan bahwa di balik panggung, jaringan politik internasional memainkan peran utama.
Investigasi Mandek dan Dialog yang Tak Berbuah
PFA pernah meminta dua investigasi resmi ke FIFA terkait dugaan diskriminasi federasi Israel dan dugaan partisipasi klub Israel di wilayah pendudukan. Namun hingga kini, tak ada perkembangan signifikan, dan tanggal penyelesaian tak pernah diumumkan.
Pertemuan antara Jibril Rajoub, perwakilan Palestina, dan Infantino sempat diunggah ke media sosial. Namun banyak pihak menilai itu hanya gesture tanpa hasil nyata.
Jejaring Politik yang Membayangi Keputusan
Keterkaitan antara FIFA dan aktor geopolitik menjadi sorotan utama. Infantino disebut memiliki kedekatan dengan Donald Trump, sekutu kuat Israel, yang memicu dugaan intervensi politik dalam pengambilan keputusan FIFA.
Qatar, yang selama ini dikenal mendukung Palestina, ikut masuk dalam perhitungan. Hubungan komersial dan diplomatik Qatar dengan UEFA dan figur penting seperti Nasser Al-Khelaifi menambah kompleksitas.
Israel vs Iran Bentuk Perlakuan yang Tak Seragam
Sementara Israel lolos dari sanksi, Iran menghadapi hambatan. Federasi Sepak Bola Iran ditolak masuk ke Amerika Serikat saat pengundian Piala Dunia 2026 karena kebijakan larangan perjalanan terhadap negara-negara tertentu.
Iran kini berharap FIFA dapat menegosiasikan agar laga mereka digelar di Kanada atau Meksiko, sebagai solusi menghindari aturan pelarangan.
Implikasi dan Proyeksi ke Depan
Keputusan FIFA ini mengundang pertanyaan besar: apakah sepakbola benar-benar tak bisa dipisahkan dari politik? Keputusan yang tampak netral ini justru memperkuat tudingan bahwa keputusan FIFA dipengaruhi kepentingan geopolitik.
Kedepannya, suara federasi yang menuntut kesetaraan dan keadilan kemungkinan makin keras. UEFA pun bisa menjadi aktor kunci, mengingat Israel adalah salah satu anggotanya.

Gabung dalam percakapan