Roy Keane Geram ke Manchester United Setelah Imbang vs West Ham United
Di pekan ke-14 Premier League 2025/2026, Manchester United menjamu West Ham United di Old Trafford. Mereka tampil mendominasi sejak awal: penguasaan bola di tangan, serangan dibangun rapi, dan akhirnya gol pertama tercipta lewat tendangan Diogo Dalot di babak kedua. Sekilas, hasil tiga poin tampak sudah di depan mata.
Tapi setelah gol itu, situasi berubah. Alih-alih menambah tekanan, MU seperti kehilangan daya dorong: tempo melambat, agresivitas meredup, dan struktur permainan melemah.
Rentang waktu ini cukup untuk memberi West Ham celah bangkit dan pada menit ke-83, lewat tendangan sudut, pengunjung berhasil menyamakan skor lewat gol Soungoutou Magassa. Skor 1-1 bertahan hingga akhir: kemenangan hilang, dua poin melayang.
Keane Tak Tahan: Kritik Pedas Soal Mentalitas dan Intensitas
Roy Keane gak cuma kecewa — dia marah. Dalam komentarnya usai laga, mantan kapten MU itu tak sungkan menyebut tim “terlalu santai” sampai kehilangan intensitas.
Menurutnya:
Intensitas Hilang Setelah Unggul
Keane menekankan bahwa momentum baik harus diikat — bukan diperlambat. Setelah Dalot membuka skor, ia menilai pemain MU menginjak rem saat seharusnya menambah tekanan. Malah West Ham bisa bangkit dan menyamakan.
Kurang “Niat Jahat” untuk Selesaikan Pertandingan
Buat Keane, MU tidak “kejam” artinya tidak tampil dengan determinasi penuh untuk mengunci hasil. Padahal menghadapi tim papan bawah, harusnya ini peluang emas untuk mengambil poin penuh. Ketiadaan agresivitas dan rasa urgensi membuat kemenangan yang tampak mudah jadi sulit.
Selain itu, Keane juga mengkritik reaksi fans di stadion: para pemain diganjar tepuk tangan saat digantikan, seakan sudah menyelesaikan pekerjaannya padahal pertandingan belum selesai. Itu menurutnya menunjukkan bahwa standar di klub sudah turun.
Dampak Hasil Negatif Ini ke MU
Hasil imbang ini bukan cuma soal satu laga. Ada beberapa implikasi lebih besar:
-
MU kehilangan kesempatan naik ke posisi lima klasemen, momentum bagus hilang.
-
Ini bukan cuma soal taktik atau formasi, tapi soal mentalitas dan karakter tim. Ketika unggul lalu santai — itu sinyal bahwa ada sesuatu yang belum beres di dalam tim.
-
Kritik keras dari figur seperti Keane bisa jadi alarm ke pemain, pelatih, dan manajemen: kalau mentalitas dan intensitas gak dibenahi, hasil bakal terus amburadul.
Apa yang Harus Diubah Kalau MU Mau Bangkit
Kalau menurut Keane dan buat pekan-pekan ke depan ada beberapa hal krusial yang harus diperbaiki:
-
Jaga intensitas dan tempo sampai peluit akhir, jangan santai saat unggul.
-
Tampilkan determinasi: ketika unggul, bukan saatnya adem ayem. Tim harus mengunci hasil.
-
Elevate standar: jangan mudah puas. Reaksi fans, tepuk tangan untuk pergantian pemain, itu bukan cara menunjukkan ambisi.
-
Bangun soliditas dan kolektivitas yang konsisten bukan hanya ketika keadaan berat, tapi setiap pertandingan.

Tidak ada komentar: