Drama Penalti di Akhir Laga Gagalkan Kemenangan Manchester City Melawan Monaco
Pertandingan antara AS Monaco dan Manchester City di babak grup Liga Champions 2025/26 berlangsung penuh emosi. City dua kali unggul berkat ketajaman Erling Haaland, tapi penalti di menit akhir membuat mereka harus rela berbagi poin.
Drama VAR dan keputusan wasit jadi perbincangan hangat setelah laga. Mari kita bahas bagaimana jalannya pertandingan, insiden krusial di penghujung laga, serta dampaknya terhadap klasemen grup.
City Kuasai Pertandingan Sejak Awal
Manchester City tampil dominan sejak menit pertama. Mereka memegang kendali permainan lewat umpan-umpan pendek cepat yang membuat pertahanan Monaco kewalahan. Tekanan terus datang dari sayap dan lini tengah, hingga akhirnya gol pembuka tercipta.
Pada menit ke-15, Erling Haaland mencetak gol pertama lewat penyelesaian klinis setelah menerima umpan terobosan. Namun keunggulan itu tak bertahan lama. Monaco langsung membalas lewat sepakan keras Jordan Teze dari luar kotak penalti yang tak mampu diantisipasi kiper City.
Menjelang akhir babak pertama, Haaland kembali unjuk ketajaman. Kali ini ia menyundul bola hasil umpan silang Nico O’Reilly, membawa City unggul 2-1 saat turun minum. Dominasi City terlihat jelas di babak pertama, tapi Monaco menunjukkan mental pantang menyerah.
Monaco Bangkit di Babak Kedua
Memasuki babak kedua, Monaco tampil lebih berani. Mereka mulai menekan pertahanan City dan berusaha memanfaatkan setiap celah. Serangan balik cepat menjadi senjata utama untuk membongkar lini belakang The Citizens.
City sempat beberapa kali mendapat peluang menambah gol, tapi penyelesaian akhir yang buruk membuat skor tetap bertahan. Guardiola mulai terlihat gelisah di pinggir lapangan karena timnya kehilangan kontrol permainan.
VAR Hadirkan Kontroversi
Drama sesungguhnya terjadi di menit-menit akhir. Dalam duel udara di kotak penalti, Nico González terlihat mengangkat kaki terlalu tinggi hingga mengenai kepala Eric Dier. Awalnya wasit membiarkan permainan berlanjut, namun setelah intervensi VAR, ia meninjau ulang tayangan dan memberikan penalti untuk Monaco.
Keputusan itu langsung menuai protes dari pemain City. Haaland dan Rodri terlihat kecewa, sementara Guardiola hanya bisa tersenyum kecut di pinggir lapangan. Eric Dier, mantan pemain Tottenham, maju sebagai algojo dan mengeksekusi penalti dengan sempurna. Donnarumma terkecoh, dan skor berubah menjadi 2-2 di detik-detik terakhir pertandingan.
Reaksi Guardiola dan Haaland
Usai laga, Pep Guardiola tak bisa menyembunyikan rasa frustrasinya. Ia menilai City seharusnya bisa mengunci kemenangan lebih cepat dan tidak bergantung pada keputusan wasit. Meski begitu, ia enggan mengomentari penalti secara langsung dan hanya berkata singkat, “Saya tidak ingin bicara tentang wasit.”
Erling Haaland juga memberikan komentar serupa. Meski mencetak dua gol, ia merasa City bermain kurang efisien dan kehilangan konsentrasi di akhir laga. Menurutnya, hasil ini menjadi pelajaran penting agar tim tetap fokus hingga peluit panjang berbunyi.
Dampak untuk Klasemen Grup
Hasil imbang 2-2 membuat Manchester City hanya mengantongi empat poin dari dua laga awal. Posisi mereka di klasemen grup belum aman, terutama dengan persaingan ketat dari tim lain. Monaco sendiri sukses meraih poin pertamanya setelah sebelumnya kalah dari Club Brugge, dan kini peluang mereka untuk lolos kembali terbuka.
Guardiola harus segera membenahi lini pertahanan yang tampak goyah di menit-menit krusial. Sementara itu, Monaco patut diapresiasi karena tak menyerah meski tertinggal dua kali.
Kesimpulan
Laga antara Monaco dan Manchester City membuktikan bahwa dalam sepak bola modern, kemenangan tak hanya ditentukan oleh statistik. City memang mendominasi, tapi satu kesalahan kecil di penghujung laga membuat tiga poin melayang. Penalti Eric Dier menjadi momen penentu dan simbol bahwa dalam Liga Champions, fokus sampai akhir adalah segalanya.
Hasil ini menjadi peringatan bagi City untuk tidak lengah, sementara Monaco bisa berbangga karena berhasil memaksa juara Inggris berbagi angka di kandang sendiri.

Gabung dalam percakapan