Kelemahan Kedalaman Skuad AC Milan Terbuka Setelah Kekalahan dari Lazio
Kekalahan AC Milan saat melawan Lazio di babak 16 besar Coppa Italia menunjukkan betapa rapuhnya kedalaman skuad tim asuhan pelatih Massimiliano Allegri saat pemain utama tidak bisa tampil maksimal.
Tim kalah 0-1 di Olimpico dan tersingkir lebih cepat dari kompetisi tersebut. Kondisi ini memberi gambaran bahwa pemain cadangan sulit diandalkan untuk menjawab tuntutan besar.
Selama laga, AC Milan mendominasi penguasaan bola dalam tempo panjang. Meski demikian dominasi ini tidak berbuah ancaman berarti ke gawang lawan.
Tim lawan, Lazio, tampil lebih efektif dan pada menit ke-80 berhasil mencetak gol kemenangan melalui pemain mereka. Hasil akhir gagal dihindari meskipun Milan menguasai bola lebih banyak.
Pendapat dari jurnalis Italia, Carlo Pellegatti, jadi sorotan penting karena ia menilai bahwa perbedaan antara kualitas pemain inti dan pelapis terlalu kentara. Untuk mengejar target tinggi di Serie A musim ini, Milan butuh memperkuat sektor tertentu terutama posisi penyerang tengah.
Percobaan Rotasi Gagal: Cadangan Tak Beri Dampak
Lima Pergantian Pemain Tapi Tanpa Dampak
Dalam laga itu, Allegri melakukan lima pergantian di starting XI dibanding pertandingan sebelumnya. Pemain seperti Koni De Winter, Pervis Estupinan, Samuele Ricci, Ardon Jashari, dan Ruben Loftus-Cheek dipercaya tampil sejak awal. Namun hasilnya mengecewakan. Performa mereka tidak konsisten dan gagal membawa efek positif dalam permainan.
Menurut Pellegatti, meskipun bola banyak dikontrol, Milan tidak pernah benar-benar mengancam. Bahkan ia menyebut bahwa Milan “kurang berbahaya daripada Lazio” dalam pertandingan itu.
Gol mereka baru muncul di menit ke-91 untuk pertama kalinya tembakan tepat sasaran, padahal kiper Lazio hampir tak bekerja keras. Ini mempertegas bahwa variasi serangan sangat tergantung pada pemain utama.
Kurangnya Striker Murni Bikin Masalah Makin Tampak
Pellegatti juga menyoroti ketiadaan penyerang tengah murni di skuad Rossoneri sebagai kelemahan signifikan. Meskipun Milan memiliki pemain seperti Christian Pulisic dan Rafael Leão, keduanya menurutnya tidak cocok mengisi posisi striker sejati.
Untuk jangka panjang maupun persaingan sekarang, klub perlu mendatangkan penyerang tengah yang bisa diandalkan.
Masalah makin nyata karena pemain cadangan jarang mendapatkan menit bermain cukup untuk menjaga kondisi fisik dan ritme permainan. Ini membuat setiap pergantian kurang efektif sebagai solusi, terutama ketika pertandingan berjalan ketat.
Tantangan Untuk Milan di Musim Ini
Beban Tekanan dan Target yang Berat
Dengan target besar di Serie A, kegagalan memaksimalkan rotasi bisa membuat Milan berada di posisi sulit jika pemain inti mengalami cedera atau kelelahan. Ketergantungan tinggi terhadap nama besar bisa jadi bumerang jika skuad cadangan tak cukup mendukung.
Butuh Perbaikan Struktural dan Rekrutmen Cerdas
Agar bisa bersaing sampai akhir musim, Milan perlu memperkuat kedalaman dalam skuad mereka. Penambahan penyerang tengah yang mumpuni adalah prioritas agar tim tidak lagi menggantungkan harapan pada pemain sayap atau penyerang tidak spesialis. Selain itu, pemain pelapis harus diberi menit bermain cukup agar siap saat dibutuhkan.
Risiko Konsistensi dan Mentalitas
Bergantung pada pemain inti saja membuat tim rawan kehilangan konsistensi jika ada absensi. Mentalitas tim juga bisa terpengaruhi tekanan tinggi pada pemain pelapis bisa berdampak pada performa mereka. Jika kondisi ini tidak segera dibenahi, target besar Milan bisa sirna di tengah musim.
Kekalahan dari Lazio di Coppa Italia membuka mata tentang betapa rapuhnya kedalaman skuad AC Milan musim ini. Fakta bahwa dominasi bola tidak berbuah ancaman konkret, serta kegagalan rotasi dan kekurangan penyerang tengah murni, semua menunjukkan bahwa klub harus memperbaiki struktur skuad secara mendasar.

Tidak ada komentar: